Senin, April 20, 2009

MENGENALI CORE BUSINESS PNB HKI

Masa krisis yang berkepanjangan sekarang ini menyadarkan orang mengenai pentingnya titik fokus. Apa yang tidak boleh ada dalam suatu organisasi agar tetap eksis? Urusan-urusan yang lain boleh datang silih berganti tetapi tidak semuanya dapat menjadi jiwa organisasi.
Kata keren dan beken untuk titik fokus ini adalah core business, bisnis inti. Untuk memajukan organisasi/persekutuan kita, Persatuan Naposo Bulung (PNB) wajib berpikir ulang tentang core business tersebut. Dengan mengenali dan sekaligus menetapkan core business itu kita akan lebih mudah memilah mana yang harus ada, mana yang penting, mana yang boleh, mana yang tidak perlu dan mana yang sama sekali terlarang?

Jadi apa core business PNB?
Sesuai dengan hakikatnya, core business PNB hanya ada dua yakni bersekutu dalam kebaktian dan bernyanyi koor. Bersekutu, karena PNB adalah kumpulan orang percaya, punguan naposo bulung. Punguan itu dibentuk, dipersatukan dan dibangun oleh Kristus. Sehingga yang pertama-tama harus diselenggarakan PNB adalah kebaktian. Bukan sembarang kebaktian tetapi kebaktian yang teratur, tertib, hikmat tapi menarik dan menyenangkan sesuai dengan jiwa mudanya. Singkatnya, kebaktian harus berbobot!
Kebaktian menciptakan hubungan akrab dengan Maha Pencipta dan hubungan dekat dengan anggota satu sama lain sebagai tubuh Kristus. Hubungan dikatakan dekat apabila telah tercipta kesatuan pikiran, kesatuan tujuan dan kesatuan gerakan. Kebaktian merupakan ibadah yang mendasari pertumbuhan iman, melalui pengenalan akan Kristus dan ajaran-ajaranNya, serta jangan lupa untuk melaksanakannya dengan setia.
Di mana ada PNB, di situ ada koor. Benar, PNB diidentikkan dengan koor. Ya, itulah pemikiran yang berlaku. Karena itu, koor merupakan core business PNB. Setiap gereja, diakui atau tidak, selalu mendambakan koor PNB yang mantap dan bermutu. Koor diharapkan memperdengarkan suara merdu dalam setiap kebaktian Minggu secara teratur tanpa absen. Koor PNB dianggap berpengaruh kuat, dan bisa menggugah jemaat. Karena itu jangan heran bila ada guru jemaat yang tidak memperbolehkan PNB pergi ke suatu tempat dengan alasan, nanti gereja kosong dan tidak bersemangat.
Koor tidak sama dengan Vocal Group, walaupun sama-sama mengeluarkan suara, vokal. Koor yang baik secara implisit menggambarkan keberhasilan mengumpulkan orang, kemampuan mengorganisirnya sedemikian rupa, dan menghasilkan karya lagu bermutu secara berkala-relatif disiplin. Koor sama dengan paduan suara. Paduan suara tidak akan pernah bagus bila hati orang-orang penyanyi tidak berpadu. Koor adalah kesaksian diri PNB yang paling sederhana dan gamblang.
Karena persekutuan dan koor adalah core business PNB, maka sangat wajar bila keduanya mendapat perhatian khusus. Besarnya perhatian bisa diukur dari siapa/orang dengan kualitas bagaimana yang menjadi penanggung jawabnya, berapa dana yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan pengembangannya serta berapa lama waktu yang dialokasikan untuk kegiatan itu.
Core business tersebut pertama-tama berlau di PNB Jemaat karena jemaat adalah ujung tombak pembinaan. Jemaat juga yang bersentuhan langsung dengan orang banyak. Karena core business itu diutamakan di jemaatmaka PNB Resort dan PNB Daerah hendaknya tidak perlu melakukan hal yang sama. Nanti tumpang tindih. Masih banyak urusan lain yang juga bermakna.
PNB Resort sebaiknya mendukung PNB jemaat melalui kegiatan yang bersifat kebersamaan. Hal ini dapat dicapai dengan persekutuan besar seperti kebaktian padang dan saling mengunjungi antar gereja. Dari situ masing-masing anggota dapat berbagi/sharing mengenai pelayanan yang relevan, saling mengenal orang dan gereja lain, sekaligus mengadakan kegiatan yang bersifar rekreasi.
PNB Daerah sebaiknya aktif menjalankan fungsi hubungan masyarakat (Humas) ke luar HKI. Untuk lingku HKI Daerah VII misalnya, layak menjadi motor pengerak kegiatan PNB se-Indonesia, bersikap tegas dan berkoordinasi dengan PIP PNB HKI. Jaringan antar gereja dan antar agama perlu diciptakan karena kita tidak bisa hidup sendirian. Ini juga sebagai sarana untuk melaksanakan gerakan oikumene, gerakan keesaan gereja dan keutuhan ciptaan.
Fungsi ke dalam, PNB Daerah hendaknya membuat media komunikasi melalui penerbitan berkala. Media juga sebagai ajang mengasah kreativitas serta sarana dialog yang positif dan membangun serta menghibur. Media sangat ampuh sebagai sarana menyebarkan informasi sekaligus menyerap informasi.
Fungsi pembinaan dapat dijalankan melalui retreat, lokakarya, training, dsb. Dengan tujuan memperlengkapi pelayan PNB jemaat dan resort untuk melaksanakan tugas dalam core business. Harusnya PNB Resort dan Daerah turun tangan bila didapati ada PNB Jemaat yang belum mampu/mau melaksanakan core business PNB dengan baik.
Kesatuan antar resort dapat diuji melalui serangkaian perlombaan dan pertandingan. Cabang utama yang dikembangkan haruslah konsisten dengan core business yaitu seperti Cerdas Cermat Alkitab dan paduan suara, ditambah 2 atau 3 cabang seni dan olah raga lain.
Core business PNB membantu kita untuk fokus secara benar. Jangan ada kegiatan yang tumpah tindih dan saling berebut sumber daya dalam satu bidang, sebaliknya jangan ada bidang pelayanan yang tertinggal karena merasa itu bukan tugasnya. (Lamser Aritonang, effatha viii, April – Mei 2002).