Senin, April 20, 2009

MENGENALI CORE BUSINESS PNB HKI

Masa krisis yang berkepanjangan sekarang ini menyadarkan orang mengenai pentingnya titik fokus. Apa yang tidak boleh ada dalam suatu organisasi agar tetap eksis? Urusan-urusan yang lain boleh datang silih berganti tetapi tidak semuanya dapat menjadi jiwa organisasi.
Kata keren dan beken untuk titik fokus ini adalah core business, bisnis inti. Untuk memajukan organisasi/persekutuan kita, Persatuan Naposo Bulung (PNB) wajib berpikir ulang tentang core business tersebut. Dengan mengenali dan sekaligus menetapkan core business itu kita akan lebih mudah memilah mana yang harus ada, mana yang penting, mana yang boleh, mana yang tidak perlu dan mana yang sama sekali terlarang?

Jadi apa core business PNB?
Sesuai dengan hakikatnya, core business PNB hanya ada dua yakni bersekutu dalam kebaktian dan bernyanyi koor. Bersekutu, karena PNB adalah kumpulan orang percaya, punguan naposo bulung. Punguan itu dibentuk, dipersatukan dan dibangun oleh Kristus. Sehingga yang pertama-tama harus diselenggarakan PNB adalah kebaktian. Bukan sembarang kebaktian tetapi kebaktian yang teratur, tertib, hikmat tapi menarik dan menyenangkan sesuai dengan jiwa mudanya. Singkatnya, kebaktian harus berbobot!
Kebaktian menciptakan hubungan akrab dengan Maha Pencipta dan hubungan dekat dengan anggota satu sama lain sebagai tubuh Kristus. Hubungan dikatakan dekat apabila telah tercipta kesatuan pikiran, kesatuan tujuan dan kesatuan gerakan. Kebaktian merupakan ibadah yang mendasari pertumbuhan iman, melalui pengenalan akan Kristus dan ajaran-ajaranNya, serta jangan lupa untuk melaksanakannya dengan setia.
Di mana ada PNB, di situ ada koor. Benar, PNB diidentikkan dengan koor. Ya, itulah pemikiran yang berlaku. Karena itu, koor merupakan core business PNB. Setiap gereja, diakui atau tidak, selalu mendambakan koor PNB yang mantap dan bermutu. Koor diharapkan memperdengarkan suara merdu dalam setiap kebaktian Minggu secara teratur tanpa absen. Koor PNB dianggap berpengaruh kuat, dan bisa menggugah jemaat. Karena itu jangan heran bila ada guru jemaat yang tidak memperbolehkan PNB pergi ke suatu tempat dengan alasan, nanti gereja kosong dan tidak bersemangat.
Koor tidak sama dengan Vocal Group, walaupun sama-sama mengeluarkan suara, vokal. Koor yang baik secara implisit menggambarkan keberhasilan mengumpulkan orang, kemampuan mengorganisirnya sedemikian rupa, dan menghasilkan karya lagu bermutu secara berkala-relatif disiplin. Koor sama dengan paduan suara. Paduan suara tidak akan pernah bagus bila hati orang-orang penyanyi tidak berpadu. Koor adalah kesaksian diri PNB yang paling sederhana dan gamblang.
Karena persekutuan dan koor adalah core business PNB, maka sangat wajar bila keduanya mendapat perhatian khusus. Besarnya perhatian bisa diukur dari siapa/orang dengan kualitas bagaimana yang menjadi penanggung jawabnya, berapa dana yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan pengembangannya serta berapa lama waktu yang dialokasikan untuk kegiatan itu.
Core business tersebut pertama-tama berlau di PNB Jemaat karena jemaat adalah ujung tombak pembinaan. Jemaat juga yang bersentuhan langsung dengan orang banyak. Karena core business itu diutamakan di jemaatmaka PNB Resort dan PNB Daerah hendaknya tidak perlu melakukan hal yang sama. Nanti tumpang tindih. Masih banyak urusan lain yang juga bermakna.
PNB Resort sebaiknya mendukung PNB jemaat melalui kegiatan yang bersifat kebersamaan. Hal ini dapat dicapai dengan persekutuan besar seperti kebaktian padang dan saling mengunjungi antar gereja. Dari situ masing-masing anggota dapat berbagi/sharing mengenai pelayanan yang relevan, saling mengenal orang dan gereja lain, sekaligus mengadakan kegiatan yang bersifar rekreasi.
PNB Daerah sebaiknya aktif menjalankan fungsi hubungan masyarakat (Humas) ke luar HKI. Untuk lingku HKI Daerah VII misalnya, layak menjadi motor pengerak kegiatan PNB se-Indonesia, bersikap tegas dan berkoordinasi dengan PIP PNB HKI. Jaringan antar gereja dan antar agama perlu diciptakan karena kita tidak bisa hidup sendirian. Ini juga sebagai sarana untuk melaksanakan gerakan oikumene, gerakan keesaan gereja dan keutuhan ciptaan.
Fungsi ke dalam, PNB Daerah hendaknya membuat media komunikasi melalui penerbitan berkala. Media juga sebagai ajang mengasah kreativitas serta sarana dialog yang positif dan membangun serta menghibur. Media sangat ampuh sebagai sarana menyebarkan informasi sekaligus menyerap informasi.
Fungsi pembinaan dapat dijalankan melalui retreat, lokakarya, training, dsb. Dengan tujuan memperlengkapi pelayan PNB jemaat dan resort untuk melaksanakan tugas dalam core business. Harusnya PNB Resort dan Daerah turun tangan bila didapati ada PNB Jemaat yang belum mampu/mau melaksanakan core business PNB dengan baik.
Kesatuan antar resort dapat diuji melalui serangkaian perlombaan dan pertandingan. Cabang utama yang dikembangkan haruslah konsisten dengan core business yaitu seperti Cerdas Cermat Alkitab dan paduan suara, ditambah 2 atau 3 cabang seni dan olah raga lain.
Core business PNB membantu kita untuk fokus secara benar. Jangan ada kegiatan yang tumpah tindih dan saling berebut sumber daya dalam satu bidang, sebaliknya jangan ada bidang pelayanan yang tertinggal karena merasa itu bukan tugasnya. (Lamser Aritonang, effatha viii, April – Mei 2002).

Selasa, Desember 23, 2008

Pernikahan Batas

Nama lengkapnya Batas Parasiaan Sihombing. Dia lahir April 1979, sepertinya tanggal 30 April. Dia adalah lae-ku (saudara sepupu). Orangnya tidak tinggi, paling-paling 160 cm.
Tidak seperti orang Batak pada umumnya, dia bersuara pelan. Jadi dia tidak bisa marah.Dia juga bukanlah seorang yang tergolong pemberani, biasa-biasa saja. Malah bisa dikatakan agak penakut. Tapi ada satu langkah berani yang diambilnya.Dia menikah dengan seorang bukan boru Batak! Menikahnya pun bukan di Sumatra Utara, di hadapan orang tua. Dia menikahi putri Jawa yang lahir dan besar di Pontianak, Kalimantan Barat. Atas permintaan sang mertua pula, Batas bersedia melangsungkan pernikahan di Pontianak. Perberkatan dilaksanakan secara Katolik, menurut agama dan kepercayaan Rini, istrinya. Namanya juga pemberkatan, tentu saja keharuan terlihat dalam upacara sakral tersebut. Apalagi dia dan pasangannya, bersimpum di lutut orang tua pihak perempuan dan wali pihak laki-laki.
Batas yang kecil dan pendiam telah mengambil langkah besar dalam hidupnya, menikah. Inilah langkah signifikan lanjutan yang ditempuhnya, setelah memutuskan merantau ke Jakarta. Setelah bekerja selama sekitar setahun, dia masuk FISIP UI program Diploma jurusan APS (Administrasi Perkantoran dan Sekretaris).Setamat dari jenjang D3 tersebut, Batas bekerja di SD Dian Harapan, Tangerang. Dia tidak puas dengan gelar itu, maka dia mengambil program ekstensi di Universitas Mercu Buana. Dengan hanya memakan waktu 2 tahun, Batas berhasil menyelesaikan program itu untuk menyandang gelar S1. Gelar resminya adalah SE, Sarjana Ekonomi.
Seorang kerabat mengatakan, "Batas selalu berhasil meraih cita-citanya, selangkah demi selangkah."
Namanya memang Batas, tapi dunia akan lenyap tanpa BATAS.
Selamat menempuh hidup baru, lae. Semoga menjadi keluarga yang rukun, damai bahagia dan sejahtera.

Pernikahan Batas

Minggu, Desember 14, 2008

HIDUP CUMA SEKALI, KENAPA TIDAK MENIKAH DAN PUNYA ANAK-ANAK?

Sekali berarti
sudah itu mati


Hidup Cuma Sekali
Kita sering kali terjebak dalam paradoks. Orang kaya begitu menghargai nilai uang karena mereka dulu pernah merasakan kemiskinan. Orang sehat begitu menyadari pentingnya kesehatan karena pernah menderita dalam sakit penyakit. Karena itu, orang akan lebih memahami arti hidup bila dipertentangkan dengan kematian.
Petikan puisi Chairil Anwar tersebut di atas mewarnai hidup setiap orang. Sudah menjadi takdir bagi setiap insan untuk merasakan indahnya kematian, dan nikmatnya kehidupan. Jelasnya, mati sudah di tangan. Sudah menjadi hak milik pribadi. Tidak ada orang atau pihak yang mengganggu gugat. Dalam bahasa hukum sekarang, vonis mati tidak bisa diajukan banding, kasasi atau PK (Peninjauan Kembali). Presiden tidak mampu memberikan grasi atau abolisi. MK (Makhkamah Konstitusi) juga tidak berwenang untuk membahasanya apabila ada pihak yang mengajukan judicial review.
Yang menjadi pertanyaan adalah kapan matinya, di mana matinya, dan bagaimana matinya. Steven Covey mengajak kita untuk mempertimbangkan dengan seksama hal apa yang kira-kira keluar dari mulut para pelayat jenazah kita kelak. Tulisan apa yang kita kehendaki tertulis di batu nisan kita nantinya?
Sesungguhnya, baik hidup maupun mati adalah misteri. Itu menjadi rahasia ilahi. Tidak ada yang tahu dengan pasti. Dokter tidak tahu, rohaniwan tidak tahu, para peramal pun tidak tahu. Sehingga kita sangat maklum kalau tidak ada iklan di TV yang menayangkan REG MATI, dan kirim ke nomor XXXX.
Sebagian orang memandang kematian sebagai hukuman. Mereka adalah orang-orang yang merasa dirinya benar. Namanya juga perasaan, itu sangat subjektif. Mereka merasa benar karena hidupnya baik, atau setidaknya tidak ada kesalahannya yang fatal. Benar karena secara medis dan teknologi kedokteran merasa mampu menunda kematian dan bahkan menghindari kematian. Mereka yang secara sosial cukup terpandang dan diakui keberadaannya dalam masyarakat. Mereka tidak rela bila kedudukan itu hilang begitu saja.
Sebagian lagi orang memandang kematian sebagai anugerah yang harus disyukuri dan dinikmati. Kematian merupakan masa berakhirnya derita di dunia. Tidak ada lagi penyakit, hutang, rasa malu, kekhawatiran, dsb. Kematian merupakan jalan tol menuju terminal dalam pengadilan di akhirat kelak. Bagi orang beriman, kematian berarti terbukanya pintu kehidupan yang kekal. Tugasnya di dunia yang fana sudah selesai.
Pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) SD mengajarkan ada beberapa ciri makluk hidup, antara lain bernapas, bergerak, bertumbuh dan berkembang biak. Khusus untuk manusia sebagai mahluk yang paling mulia punya ciri tambahan yaitu pikiran, kehendak, perasaan dan imajinasi. Dengan modal ini, manusia mampu menciptakan karya-karya fenomenal, kebudayaan dan agama.
Dengan kata lain, hidup kita mestinya adalah positif, dinamis dan kreatif. Positif berarti bersifat baik, membangun dan bermanfaat. Dinamis artinya tidak monoton, bersemangat, bergairah dan memiliki passion yang menggelora. Kreatif berarti selalu mencari cara-cara baru untuk meningkatkan kualitas hidup baik dengan menambah atau mengurangi, membuat kombinasi yang konfiguratif, atau menggagas sesuatu yang sama sekali baru, orisinal dan unik.
Kita hidup bukan yang sekedar hidup. Tidak cukup hanya bebas dari kekurangan, kebodohan, penyakit dan kemiskinan. Tidak juga hidup yang medioker, berkecukupan atau sedang-sedang saja. Yang kita kejar adalah hidup yang penuh kelimpahan. Kita kaya dengan ucapan syukur dan terima kasih. Kita hidup dengan- meminjam ucapan Andrei Wongso- kekayaan mental yang penuh percaya diri, keberanian, persistensi, tanggung jawab dan integritas tinggi. Dengan kekayaan mental ini, kita terpacu untuk kaya secara sosial dan finansial. Tujuannya adalah supaya semakin banyak orang yang bisa dibantu, diberdayakan untuk menikmati hidup yang berkelimpahan.

Kenapa Tidak Menikah Dan Punya Anak-Anak
Menurut Santrock, seorang ahli psikologi, ada beberapa tugas perkembangan manusia seperti lahir, sekolah, bekerja, menikah, punya anak, pensiun dan mati. Seperti tugas perkembangan lainnya, menikah merupakan satu titik hidup yang sangat penting dijalani. Walaupun ada umur dan kondisi ideal yang diharapkan, akan tetapi tidak setiap orang dapat memenuhinya. Bila tugas perkembangan itu tidak terlaksana sesuai kondisi ideal, tidak berarti hidup tidak dilanjutkan. Memang pasti ada kekurangan yang dihadapi, tetapi the show must go on.
Masyarakat Indonesia memandang kurang sedap kepada seseorang yang belum menikah. Dianggapnya menikah itu gampang, akan terjadi secara otomatis bila telah mempunyai pendapatan cukup dan telah mencapai umur tertentu. Tidak hanya di tempat kerja, dia akan mendapat pertanyaan bertubi-tubi dari kalangan keluarga dan perkumpulan sosial lainnya. Kita bisa mengingat iklan yang sempat sangat populer yang diperankan oleh Ringgo Abdul Rahman, seorang artis ternama. Dalam iklan itu, Ringgo mendapat pertanyaan,”Kapan? Kapan?” Ringo menjawab,”Mei”.Tetapi jawaban itu masih terpenggal, yang lengkap adalah Maybe yes, maybe no.
Memang, salah satu alasan kuat untuk menikah adalah alasan sosial. Orang merasa lengkap hidupnya bila telah menikah. Ada beberapa tugas atau peran yang tidak bisa diperankan bila belum menikah, karena selama seseorang belum menikah dianggap sebagai anak-anak. Dianggap belum dewasa. Dalam adat Batak misalnya, seorang yang belum menikah tidak punya hak bicara dalam acara adat. Berkaitan dengan itu, dengan menikah akan membuat pohon silsilah bertambah panjang. Dengan menikah diharapkan akan lahir anak laki dan perempuan. Makin panjang pohon silsilah akan menambah bobot dan gengsi sosial baginya dan juga bagi keluarganya.
Bagi saya pribadi, menikah dan punya anak adalah sebagai media untuk merasakan dan membagikan cinta kasih yang sejati. Pernikahan adalah cinta peleburan secara daging, emosional, spiritual dan finansial.
Berkaitan dengan pernikahan ini ada 2 ayat Alkitab yang sangat berkesan bagi saya. Kitab Kejadian 2: 18 -19 mengatakan seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan menyatu dengan istrinya. Secara spasial dan emosional, seorang laki-laki berpisah dari orang tua. Dia menjadi manusia mandiri, manusia merdeka. Bersama dengan istrinya, dia membentuk keluarga baru dengan struktur, nilai dan tujuan yang sama sekali baru. Dia dimungkinkan untuk melepaskan hal-hal yang dianggap tidak perlu dipertahankan. Sebaliknya dapat memberlakukan ketentuan, kebiasaan dan praktik hidup yang dinilainya lebih cocok dan perlu untuk keluarga barunya.
Dalam Matius 18 : 19 – 20, Tuhan Yesus mengatakan, ”Jika kamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, maka permintaanmu itu akan dikabulkan oleh BapaKu yang di sorga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul di dalam namaKu, di situ Aku berada bersama-sama dengan mereka.” Dikaitkan dengan pernikahan, seorang laki-laki dan seorang perempuan yang memutuskan untuk menikah adalah orang yang telah memiliki sejumlah kesepakatan. Kesepakatan-kesepakatan itu dibuat secara sadar semenjak mereka mulai berkenalan, berpacaran dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Kesepakatan itu menyangkut hal kecil dan terutama hal prinsipil. Kesepakatan juga menyangkut taktik, strategi dan tujuan yang ingin dicapai. Semua itu dikelola dengan hati-hati dan penuh kesungguhan.
Kesepakatan itu akan kuat bila diambil secara terbuka, sukarela dan penuh tanggung jawab dalam balutan cinta. Hal itu hanya akan terjadi bila keduanya telah saling mengenal dan memahami dengan begitu mendalam. Proses pacaran telah membentuk mereka menjadi satu persahabatan sejati. Sehingga wajarlah, bila ada seorang penulis tentang pernikahan mengatakan,”Nikahilah sahabatmu, jangan nikahi kekasihmu.”
Dengan kata lain, keluarga yang dibentuk dengan pernikahan merupakan institusi yang paling ideal untuk membentuk kesepakatan tertinggi. Kesamaan nilai, tujuan, tanggung jawab dan kemauan bekerja sama sangat terjamin. Menurut saya, hanya dengan kondisi demikianlah kehadiran dan perwujudan kuasa ilahi bekerja dengan sangat leluasa. Ini berarti, terjadi penyatuan semua aspek dari seorang laki-laki dan seorang perempuan mendapat tambahan energi luar biasa dari Sang Khalik!
Bila kondisi ideal itu dapat dijalani suatu keluarga baru dengan baik, sangat besar kemungkinan akan melahirkan anak-anak yang mewarisi sifat positif dari kedua orang tuanya. Pengalaman hidup dalam masa pertumbuhan yang dialaminya akan memancar ke luar. Terjadi perbaikan yang dimulai dari satu pernikahan, disertai dengan anak-anak. Dengan jalan demikian, kita akan dapat memperbaiki kualitas masyarakat dan kualitas bangsa kita.

Minggu, November 02, 2008

CARA PRAKTIS BERPUASA

RESENSI BUKU



Judul buku : Doa dan Puasa Menentukan Masa Depan
Pengarang : Derek Prince
Cetakan : Ketiga
Tahun : September 2005
Penerbit : Derek Prince Ministries Indonesia
Halaman : 200 hal.


Bagi umat Kristen, doa sudah merupakan hal yang lumrah. Bagaimana dengan puasa? Jika umat Muslim berpuasa selama bulan Ramadhan, bagaimana dengan umat Kristiani? Adakah bulan, minggu atau hari tertentu pelaksanaannya?
Umat Kristen memandang puasa sebagai hal yang sangat penting. Dalam Matius 6: 1 – 18 Yesus mengajar murid-muridnya mengenai 3 kewajiban yang saling berkaitan: memberi sedekah, berdoa dan berpuasa (hal. 3). Berdoa dan berpuasa berada dalam kedudukan yang sejajar. Jadi, kalau Yesus mengharapkan murid-Nya selalu berdoa secara teratur, berarti Dia juga mengharapkan mereka selalu berdoa secara teratur.
Buku yang berjudul Doa dan Puasa Menentukan Masa Depan ini ditulis oleh Derek Prince. Secara pribadi ia sudah menjalankan doa dan puasa selam puluhan tahun. Dia juga telah menulis buku sebanyak 40 buah dan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 50 bahasa. Siaran radio dalam bahasa Inggris Today with Derek Prince menjangkau separuh penduduk dunia. Demikian juga dengan kasetnya yang sudah beredar sangat luas.
Buku ini terdiri dari 12 pasal di mana mulai pasal 6 sampai pasal 12 membahas tentang puasa. Sementara pasal 1 – 5 membahas tentang pentingnya orang Kristen menjadi garam dunia. Orang Kristen dapat mendoakan orang lain, pemerintah dan hamba Allah. Buku ini juga dilengkapi dengan kesaksian pribadi Derek Prince mengenai kuasa doa, serta penerapan doa dan puasa oleh bangsa Amerika yang dirintis oleh para pendahulu yang mendirikan negara tersebut dan diteruskan oleh pemimpin selanjutnya termasuk Presiden Abraham Lincoln..
Derek Prince menyatakan berpuasa meningkatkan kuasa doa. Ada masalah yang cukup dipecahkan melalu doa saja. Tetapi ada juga masalah yang dihadapi harus dengan doa dan puasa, dan masalah yang demikian cukup banyak. Puasa tidak tergantikan oleh hal lain.
Tradisi puasa sudah dilaksanakan oleh umat Israel dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Dalam PL misalnya dibahas 4 peristiwa yaitu Yosafat menang tanpa mengangkat senjata (II Tawarikh 20: 1 – 20); pengawalan surgawi bagi perjalanan Ezra ( Ezra 8 : 21 -23); Ratu Ester: petaka yang membawa kemenangan ; dan Niniwe selamat, Samaria binasa. Keempat peristiwa tersebut menunjukkan kemenangan atau kelepasan karena diberlakukannya puasa secara kolektif, kuasa puasa bersama bahkan hewan ikut puasa.
Doa dan puasa secara serempak memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan pekembangan setiap gereja yang ingin mengikuti pola jemaat Perjanjian Baru. Hanya dengan berdoa dan berpuasa bersama-sama itulah orang-orang Kristen yang merupakan jemaat mula-mula itu menerima pengarahan dan kuasa dari Roh Kudus, sehingga dapat mengambil keputusan-keputusan penting atau melakukan tugas-tugas yang istimewa.
Menurut Derek Prince, berpuasa merupakan suatu bentuk duka cita, yaitu suatu cara untuk merendahkan dan menghukum diri sendiri. Puasa juga merupakan suatu cara untuk menaklukkan tubuh jasmani. Dengan berpuasa yang benar, kita dapat menaklukkan jiwa dan tubuh kita kepada kuasa Roh Kudus.
Derek Prince menegaskan bahwa puasa dimaksudkan untuk membawa perubahan pada pihak manusia, bukan di pihak Allah. Berpuasa tidak pernah mengubah standar kebenaran dari Allah. Tetapi berpuasa akan menghancurkan segala penghalang dalam sifat kedagingan manusia, yang membuat pekerjaan Roh Kudus yang Mahakuasa menjadi terhambat. Dengan disingkirkannya penghambat-penghambat itu, Roh Kudus dapat bekerja dengan leluasa dan sepenuhnya melalui doa-doa yang kita panjatkan.
Menurut Yesaya pasal 58, puasa yang menyenangkan hati Tuhan didasarkan atas motivasi dan sikap yang benar. Motivasi di balik puasa adalah untuk membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk. Puasa harus disertai perbuatan kebajikan yang tulus dan penuh kasih terhadap sesama manusia- terutama mereka yang membutuhkan bantuan materi dan keuangan.
Yesaya juga memberitahukan berkat-berkat yang akan diterima oleh orang yang berpuasa. Mereka akan mendapat berkat kesehatan dan kebenaran (kesalehan); pengabulan doa, berkat tuntunan atau bimbingan dan berkat berupa keberhasilan dalam kehidupan serta berkat berupa pemulihan umat Allah.
Secara ringkas, Derek Prince memberikan petunjuk untuk berpuasa secara pribadi yaitu:
1. Berpuasa harus dilakukan dengan sikap iman yang positif Allah menghendaki semua orang yang mencari Dia memiliki iman.
2. Puasa harus didasarkan keyakinan bahwa menurut Firman Tuhan puasa itu adalah sebagian dari disiplin kehidupan orang Kristen.
3. Berpuasalah ketika kerohanian Anda sedang kuat, jangan pada waktu sedang kendor.
4. Bila berpuasa untuk pertama kalinya, janga melakjkannya dalam jangka waktu yang terlalu lama. Pada waktu belajar berpuasa, cukuplah dengan melewati jam makan sekali atau dua kali saja dalam sehari. Lalu ulurlah waktunya secara perlahan-lahan, samapai Anda dapat berpuasa selama sehari atau dua hari penuh.
5. Selama berpuasa, habiskanlah banyak waktu untuk membaca Alkitab. Bacalah dengan suara keras, dan cobalah menghayati doa-doa, begitu juga puji-pujian dan pengakuan doasa yang terdapat di dalamnya.
6. Ada baiknya untuk menentukan tujuan tertentu yang hendak dicapai dengan berpuasa itu, dan semua itu sebaiknya dicatat.
7. Hindarilah sikap sombong rohani atau mencari perhatian.
8. Waspadalah dengan motivasi Anda selama berpuasa. Hendaknya motivasi dan tujuan Anda selalu berkenan di hati Tuhan.

Supaya berpuasa membawa manfaat jasmani bagi Anda ada beberapa hal yang patut diperhatikan:
1. Tuhan senang apabila Anda merawat tubuh dengan baik, supaya menjadi sebuah tempat tinggal yang bersih dan sehat bagi Roh Kudus.
2. Seandainya Anda mengidap penyakit tertentu dan harus makan obat secara teratur, atau Anda menderita penyakit seperti diabetes atau penyakit paru-paru, sebaiknya Anda meminta nasihat dokter sebelum memutuskan puasa.
3. Pada mulai mulai berpuasa Anda mungkin akan mengalami kondisi fisik yang kurang enak, misalnya pusing-pusing, sakit kepala, rasa mual, dsb. Biasanya itu merupakan gejala yang sehat, karena hal itu menunjukkan bahwa Anda sudah seharusnya berpuasa jauh-jauh hari sebelumnya.
4. Ingatlah bahwa rasa lapar sebenarnya hanyalah suatu kebiasaan dari tubuh kita. Pada permulaan puasa rasa lapar mungkin timbul pada jam-jam makan yang sudah rutin. Tetapi jika Anda menahan lapar, perasaan itu akan hilang sendiri tanpa Anda makan apapun.
5. Berhati-hatilah agar jangan terjadi sembelit (sulit buang air) sehabis berpuasa. Sebelum maupun sesudah puasa, pilihlah makanan yang dapat memperlancar pencernaan seperti buah-buahan segar, atau sari buah; bubur atau havermout.
6. Selama berpuasa biasanya orang hanya minum air putih. Hindarilah minuman yang mengandung teh atau kopi. Tetapi pilihlah pola makanan yang paling cocok bagi Anda sendiri selama berpuasa.
7. Menurut Alkitab, sewaktu-waktu mungkin perlu untuk berpantang seratus persen, baik dari makanan maupun minuman/cairan apa saja. Tetapi apabila Anda tidak minum, jangan sampai lebih dari 72 jam.
8. Akhiri puasa Anda secara bertahap atau berangsur-angsur. Pada waktu Anda berbuka puasa, makanlah makanan yang ringan-ringan saja dan mudah dicerna.
9. Apabila Anda berpuasa selama dua hari atau lebih, biasanya perut Anda akan mulai kempis sedikit.Jagalah agar perut Anda jangan terlalu mengembang kembali.

Buku berjudul Doa dan Puasa Menentukan Masa Depan ini sangat cocok dibaca oleh para pelayan, pendeta, sintua dan setiap anggota gereja. Akan lebih baik juga bila dibaca oleh lembaga-lembaga kategorial untuk diterapkan secara kolektif. (Lamser Aritonang)

Selasa, September 23, 2008

IN MEMORIAL

Terlahir dengan nama Sondang Mangatas Eveline Hutapea, Mama yang sangat kami sayangi ini memberikan teladan hidup yang begitu nyata bermakna. Kalangan keluarga, sahabat, teman dan famili merasakan getaran sifat-sifat baik yang memancar dari dalam dirinya.
Berdasarkan pengalaman hidup bersama dan dari ungkapan ketika mandok hata, dirangkumlah sifat-sifat sebagai berikut:
1. Disiplin. Mama mempunyai jadwal kegiatan yang ditulis pada malam hari. Dia melaksanakannya satu-per satu dengan on time, terutama untuk kegiatan yang melibatkan banyak orang seperti latihan koor, rapat dan sermon. Esok malam berikutnya, dia akan memeriksa apakah rencananya berjalan dengan baik atau tidak. Kalau tidak, dia akan memberikan tanda atau keterangan tertentu. Selain disiplin waktu, Mama juga disiplin menjaga kesehatan. Dia bisa mengontrol diri untuk tidak makan makanan yang dilarang dokter. Ia berolah raga senam 2-3 kali seminggu. Istirahatnya juga cukup.
2. Suka membantu atau memberi sumbangan. Mama suka membantu orang-orang yang membutuhkan. Dia mempunyai kriteria sendiri siapa yang layak dan siapa yang tidak layak untuk dibantu. Tidak hanya keluarga dekat yang dibantunya, tetapi siapa saja yang memenuhi syarat baginya. Beberapa keluarga dari pihak Aritonang, Hutapea dan Sihombing telah merasakan manisnya bantuan Mama. Bagi Mama, ada waktunya untuk mencari, ada waktu untuk menabung dan ada waktu untuk menikmati serta menyumbang.
3. Memberi dorongan untuk maju. Mama menginginkan setiap orang, khususnya orang dekatnya untuk maju dalam pendidikan, hubungan, kerja, karir dan usaha. Dalam beberapa hal ia mau membuka jalan, menyokong dana serta memberi saran dan pandangan untuk perbaikan. Ketika Mama masih bekerja di Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pengabdian Masyarakat yang mengurus kursus-kursus, dia memasukkan beberapa orang untuk ikut menimba ilmu dan keterampilan di beberapa kursus yang ada. Mama betul-betul memanfaatkan fasilitas dan posisinya yang menguntungkan saat itu.
4. Aktif terlibat dalam berbagai kegiatan gereja, organisasi, PKK dan lingkungan. Misalnya, Mama menjabat Ketua PKK RW 08 selama sekitar 20 tahun, mengajar koor PW (Persatuan Wanita) di berbagai jemaat HKI tanpa dibayar dan malah kadang-kadang membawakan oleh-oleh berupa makanan kecil. Hampir dalam setiap pertemuan/rapat Mama memberikan sumbang saran atau pendapat. Dia tidak sungkan untuk bertanya walaupun bagi sebagian orang hal itu dirasakan terlalu sepele. Mungkin hal ini dipengaruhi oleh pendidikannya yang tinggi, pergaulan dan pengalaman yang luas serta kesukaannya untuk membaca koran dan menonton siaran berita.
5. Mandiri, tidak mau merepotkan orang lain. Kalau ada kegiatan tertentu, Mama paling tidak mau meminta ditemani atau diantar. Baginya, selama masih bisa sendiri buat apa mengajak orang lain. Mengajak orang lain berarti pemborosan. Pertama, pemborosan ongkos. Kedua dan yang paling penting, pemborosan tenaga dan waktu yang sebenarnya bisa digunakan untuk kegiatan yang lebih penting. Dalam kemandiriannya, Mama hidup sederhana yang bisa dilihat dari penampilan dan gaya hidupnya.

Walaupun telah ditinggal oleh Bapa Tua, Pdt. J.M. Aritonang pada tanggal 8 Februari 1996, Mama tetap menjalani hidup dengan tegar Mama yakin betul bahwa Tuhan Yesus selalu memimpin dan menolong orang yang percaya kepadaNya.. Dia menunjukkan kasihnya kepada keluarga dengan tanpa membedakan.
Semasa hidupnya, Mama menderita dua penyakit utama. Mama mengidap penyakit jantung. Pada tahun 1990-an, dia sempat dirawat beberapa hari di RSJ Harapan Kita. Dia kadang bercanda, bahwa pembuluh darahnya hanya tinggal 5 % yang berfungsi. Selain penyakit jantung, Mama juga menderita penyakit sejenis Alzheimer, penyusutan fungsi otak. Akibatnya, Mama suka lupa telah bertemu dengan seseorang atau baru saja mengatakan sesuatu. Bagi orang yang tidak mengerti, mungkin akan tersinggung dengan kondisi yang demikian. Terhadap kelainan ini, dokter menyarankan Mama untuk membaca, mengisi TTS dan menonton siaran berita.
Tahun 2006, tepatnya bulan September Mama kembali dirawat di RS Carolus. Kali ini, dia didiagnosis menderita pnemoia. Setelah opname selama kurang lebih 3 minggu, Mama diperbolehkan pulang.
Bila dibandingkan dengan kondisi sebelum masuk RS Carolus, kondisi kesehatan Mama cukup menurun walaupun sudah dinyatakan sehat. Kalau dulu Mama masih bisa mengurus rujukan dan kontrol ke RS sendiri, maka setelah itu kita tidak berani membiarkan Mama sendiri. Tapi Mama sering kali ngotot pergi sendiri seperti membayar pajak, membayar telepon maupun membayar listrik. Untung saja, jarak daerah tersebut hanya di sekitar Mayasari. Jadi cukup dekat.
Mama yang tegar dan mandiri itu, akhirnya tidak dapat bertahan lebih lama. Senin, 28 Juli 2008 Mama masuk UGD (Unit Gawat Darurat) RS UKI sekitar pukul 06.00. Setengah jam sebelumnya, Mama mengeluarkan muntah yang kental seperti bubur ketan hitam atau cendol. Hal itu sangat mengejutkan dan sangat tidak lazim. Terlebih seminggu sebelumnya, dokter penyakit dalam RSAB Harapan Kita mengatakan bahwa Mama menderita pengapuran pada dengkul kaki kanan. Kaki itu perlu dijaga.
Mama tidak sempat berpesan secara khusus, termasuk ketika masih punya kesadaran beberapa jam di UGD RS UKI. Hasil CT SCAN menunjukkan Mama menderita pendarahan kurang lebih 50 cc di otak, Dia menderita stroke. Menurut dokter, soludi satu-satunya adalah operasi dengan kemungkinan berhasil hanya 30%. Walaupun keluarga sudah sepakat untuk operasi, ternyata tim dokter mempunyai pertimbangan lain. Mereka menyarankan untuk menunggu 7 hari agar pengaruh obat jantung bersifat mengencerkan darah itu secara efektif bisa dihilangkan. Meskipun demikian, dokter menyampaikan bahwa tidak ada jaminan kondisi Mama akan membaik atau memburuk selama 7 hari tersebut. Segala sesuatu bisa saja terjadi.
Saran dokter diterima keluarga, lalu Mama dibawa ke ICU (Intensive Care Unit). Senin malam harinya, Mama sempat mengalami krisis, tapi lolos. Sepanjang hari Selasa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan perbaikan. Justru penurunan tingkat kesadaran yang terjadi, hingga Mama menghembuskan nafas terakhir pada hari Kamis, 31 Juli 2008 pada pukul 01.10 WIB.
Dengan ambulance, Mama dibawa ke rumah di RT 03/08 No. 14, Cililitan. Mama dirias begitu cantiknya. Tidak ada terbersit duka atau kesusahan di wajahnya.
Atas kesepakatan orang-orang tua, para raja adat, hula-hula dan dongan sahuta pada acara tonggo raja Mama diberi gelar Ompu Immanuel. Ulaon (acara) dinamakan Sarimatua karena dari 3 orang anaknya Taruli, Lamser dan Leo; Lamser masih belum sohot (menikah). Immanuel adalah anak sulung dari Leo yang menikah dengan boru Pakpahan. Immanuel adalah nama pemberian Mama.
Sebelum dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Mama dibawa ke gereja HKI Cawang Cililitan yang hanya berjarak kurang dari 100 m dari rumah. Di sana, perwakilan Majelis Pusat HKI yang ada di Jakarta, Pendeta se-Daerah VII Pulau Jawa, parhalado, Majelis, teman-teman gereja, famili, tetangga dan saudara-saudara yang mengasihi memberikan doa dan penghormatan terakhir. Hal ini sungguh sangat menghibur bagi keluarga.
Demikianlah sekilas cerita tentang Mama, Ompu Immanuel. Selamat jalan Mama, selamat bertemu dengan Tuhan Yesus, selamat bertemu dengan Bapa Tua di sorga sana. Kami semua mencintaimu. Budi baik dan teladan hidupmu akan kami kenang selalu.




















KELUARGA MENGUCAPAN TERIMA KASIH KEPADA:
1. Hulahula Hutapea
2. Hulahula Sihombing Lumbantoruan
3. Bonatulang Sihombing Lumbantoruan
4. Hulahula namarhahamaranggi
• Hulahula Sihombing Lumbantoruan
• Hulahula Sitanggang
5. Hulahula anak manjae Pakpahan
6. Tulang rorobot Siahaan
7. Dokter dan perawat RSU UKI
8. Dongan sahuta/STM Mayasari
9. PT. Taketama
10. PT. HM Sampurna
11. Pendeta se-Daerah VII Pulau Jawa dan perwakilan Majelis Pusat HKI
12. Pangula ni huria HKI CC
13. Lembaga-lembaga PW, Bukit Sion HKI CC dan bulletin en Theos
14. Kerabat dan handai tolan yang tidak bisa disebut satu persatu

KELUARGA YANG BERDUKA:
• Taruli Asima Aritonang dan Sheldon Child Thomas
• Ny. Aritonang boru Sihombing
• Lamser Aritonang
• Saroha Leo Aritonang dan Basaria Pakpahan beserta Imanuel Aritonang, Romil Aritonang dan Ishak Hasian Aritonang
• Keluarga Sudung Sihombing boru Purba, Keluarga Ny. Napitupulu boru Silaban, Dame Silaban, Keluarga Gultom boru Silaban, Keluarga Bagus boru Aritonang, Lian Aritonang, Rosa Aritonang dan Dewi Aritonang

Senin, Agustus 11, 2008

Gereja Yang Menghibur

Dua minggu lalu, tepatnya hari Kamis, 31 Juli 2008 inang tua Ny. Pdt. J.M. Aritonang baru Hutapea(saya memanggilnya Mama)menghembuskan nafasnya yang terakhir. Sekitar 30 menit masa kritis dialaminya, yang membuat semua anggota keluarga yang berada di sekitar pembaringannya di ICU UKI mengalami ketegangan. Air mata, isak tangis, doa dan senandung lagu rohani bergantian dan malah serempak terdengar.Semua merasa sedih. Merasa kehilangan.
Mama tidak lama dirawat di rumah sakit. Mama masuk UGD UKI pada sekitar pukul 06 pagi setelah mengeluarkan muntahan yang berwarna kental merah jambu seperti ketan item.Dokter dengan cepat menangani Mama setelah mendapatkan keterangan dari saya ditambah dengan pemeriksaan awal yang dianggap perlu. Mama masih sempat merespons pertanyaan dokter. Mama membuka mulut, mencoba menjulurkan lidah serta mengangguk ketika menjawab pertanyaan dokter. Sayangnya, kondisi kesadaran Mama cepat merosot walaupun sudah diberi bantuan oksigen dan pernapasan. CT Scan menunjukkan gambaran otak Mama yang mengalami pendarahan. Volume darah di otak tidak main-main, 50 cc yang menurut dokter merupakan kondisi sangat kritis. Tidak ada alternatif penanganan selain operasi.Kalau tidak, kita tinggal tunggu waktu.
Waktu Mama ditangani di ruang UGD satu persatu kerabat dekat datang melihat dan memberi dukungan. Mula-mula Leo, adikku; lalu Uma (ibuku), kemudian tante Bed dan Tulang Karl (keduanya adik Mama).Tapi yang paling melegakan adalah ketika Guru Jemaat HKI Cawang Cililitan St. M. Harianja tiba. Tak lama berselang menyusul St. Butarbutar dan St. T. Silitonga (Seksi Diakonia HKI CC) bersama dengan Ny. Pdt. Togos Sinaga br Nainggolan, St. br. Simanjuntak dan Ny. Parhusip, ketiganya adalah teman-teman Mama di Persatuan Wanita (PW) HKI CC.
Kira-kira pukul 14.00, Mama dipindahkan ke ruang ICU (Intensive Care Unit). Tiga hari di sana, warga jemaat dan majelis parhalado berdatangan memberikan dukungan moril.Termasuk memenuhi permintaan untuk mengadakan perjamuan kudus untuk Mama. Sayang sekali, permintaan ini akhirnya dicabut sendiri oleh pihak keluarga karena satu dan lain hal.
Bentuk pertolongan dari Gereja masih berlanjut pada saat Mama mengalami krisis. Saya langsung menelepon St. T. Pakpahan dan memberitakan tentang kondisi Mama yang akhirnya meninggal pada hari Kamis, 31 Juli 2008 pukul 01.10 WIB.
Dukungan makin mengalir setelah jenazah Mama tiba di rumah. Mereka segera menyalami kami sekeluarga. Permintaan keluarga agar Mama dibawa ke gereja disambut dengan sangat positif. Bahkan mereka tadinya justru yang akan datang meminta. Acara di gereja menggambarkan betapa Gereja memberikan keleluasaan kepada keluarga yang berduka untuk mendapatkan penghiburan yang total dari setiap majelis parhalado, warga jemaat dan semua hadirin. Betul-betul merupakan tindakan yang sangat terasa manfaatnya secara batin yang paling dalam.
Demikian juga dengan pemakaian fasilitas gereja berupa kursi dan whiteboard tersedia. Majelis mengijinkan untuk meminjam alat atau apapun yang diperlukan selama tersedia di gereja.Sebenarnya bukan berapa macam benda atau benda apa saja, tetapi bagaimana pihak gereja memberikan jawaban yang sungguh melegakan. Mereka mengerti kondisi orang yang berduka. Sangat memerlukan sentuhan kasih.

Yang tak kalah memberikan penguatan adalah krans bunga tanda turut berduka cita. Secara pribadi, saya sangat terkesan dengan karangan bunga yang sederhana yang diberikan tim redaksi Buletin en Theos.
Acara penghiburan dari gereja HKI CC secara resmi berjumlah 3 rombongan. Tentunya, yang paling berbekas dalam hati adalah kedatangan lembaga Bukit Sion pada hari Minggu, 10 Agustus 2008 pada pukul 10.00 pagi. Suasana sangat cair. semua yang mandok hata berkata lugas, tidak basa-basi. Tapi suasana kocak yang diselingi humor sangat memberikan perbedaan bagi kami sekeluarga.
Penghiburan dari gereja kiranya bukanlah semacam ritual atau kebiasaan semata. Tapi merupakan tugas pastoral yang meringankan beban pikiran dan perasaan. Gereja memberikan pendampingan pada saat dibutuhkan akan memperkuat pengenalan keluarga warga jemaat yang sedang dilanda duka mendalam.